Agresiadalah perilaku. Terdapat unsur kesengajaan. Sasaran atau objek yakni mahluk hidup, khususnya manusia. Terdapat upaya untuk menghindar yang dilakukan oleh korban. Sedangkan pengertian agresi militer merupakan suatu tindakan menyakiti dan juga membahayakan jiwa manusia, perusakan barang serta tindakan destruktif lainnya yang dilakukan Pada29 Juli 1947, pesawat Dakota Republik dengan simbol Palang Merah di badan pesawat yang membawa obat-obatan dari Singapura, sumbangan Palang Merah Malaya ditembak jatuh oleh Belanda dan mengakibatkan tewasnya Komodor Muda Udara Mas Agustinus Adisucipto, Komodor Muda Udara dr. Abdulrahman Saleh dan Perwira Muda Udara I Adisumarno Wiryokusumo. Agresi Milit er Belanda I (T anggal 221 1 Juli 119 947) Militer (Tanggal Pada tanggal 21 Juli 1947 Belanda melancarkan aksi polisionil yang dikenal dengan agresi militer I. Jeli Jendela Info Adapunterjadinya peristiwa Agresi Militer Belanda ke-2, sebenarnya lebih merupaPerundingan Roem-Roijen Dalam Perjuangan itu pihak R.I. juga tidak lepas dari perjuangan diplomatik para founding fathers yang diarahkan untuk meraih empati dunia internasional, seperti halnya upaya pemberian bantuan sekitar 50. 000 ton beras kepada Negara India . - Kurang dari sepekan setelah kemerdekaan RI diproklamirkan, Belanda datang lagi dengan membonceng Sekutu. Dimulailah babak baru dalam sejarah panjang perjuangan bangsa, yakni masa revolusi fisik atau masa mempertahankan kemerdekaan. Inilah untuk pertamakalinya rakyat Indonesia benar-benar terlibat peperangan melawan penjajah dalam satu-kesatuan kontak senjata pun terjadi di berbagai tempat, termasuk Jakarta, yang membuat ibukota negara terpaksa dipindah ke Yogyakarta pada awal 1946. Perundingan demi perundingan telah dilakukan, namun justru kerap direspons Belanda dengan serangan yang lebih besar, seperti dua kali agresi militer pada 1947 dan 1948. Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB pun beberapakali turun tangan demi mendamaikan dua pihak yang terus bertikai itu. Salah satunya melalui Resolusi 67 Dewan Keamanan DK PBB tertanggal 28 Januari 1949, tepat hari ini 69 tahun silam, untuk menghentikan Agresi Militer Belanda II. Memang, setelah turunnya Resolusi 67 DK PBB itu, polemik belum usai secara tuntas. Namun, setidaknya inilah pembuka jalan bagi bangsa Indonesia untuk menunjukkan eksistensinya karena semakin banyak mendapatkan dukungan dari dunia Kedua Belanda Tanggal 19 Desember 1948, Yogyakarta diserang. Inilah awal Agresi Militer Belanda II. Bahkan, para petinggi RI ditawan, termasuk Sukarno presiden, Mohammad Hatta wakil presiden, Soetan Sjahrir mantan perdana menteri, penasihat presiden, Agus Salim Menteri Luar Negeri, Mohamad Roem Menteri Pendidikan, dan lainnya. Mereka kemudian diasingkan ke luar Jawa. Beruntung, sebelum menjadi tawanan Belanda, Presiden Sukarno sempat mengirimkan surat kuasa kepada Syarifuddin Prawiranegara untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia PDRI di Sumatera Barat. Selain itu, ditugaskan pula kepada Dr. Soedarsono, Palar, dan Maramis yang berada di New Delhi untuk bersiap membentuk pemerintahan cadangan di India jika PDRI Soedarsono waktu itu adalah wakil tetap RI di New Delhi, Palar merupakan perwakilan Indonesia di PBB, sementara Maramis menjabat sebagai Menteri Luar Negeri yang ditunjuk PDRI mengisi posisi Agus Salim yang ditawan PDRI terus berjuang mengawal eksistensi negara, ketiga tokoh itu beraksi di luar negeri untuk menggalang dukungan dari dunia internasional agar Belanda menghentikan agresi militernya serta mengembalikan para pucuk pimpinan RI yang tengah berstatus sebagai tawanan. Rosihan Anwar 2004 dalam Sejarah Kecil "Petite Histoire" Indonesia Volume 3 menuliskan, para delegasi Indonesia itu menghadiri sidang DK PBB di Paris pada 22 Desember 1948 hlm. 119. Salah satu bahasan utama dalam forum ini adalah mengenai Agresi Militer Belanda II di Indonesia. Di depan sidang, Maramis dan kawan-kawan memaparkan situasi sebenarnya yang sedang terjadi di Indonesia, bagaimana Belanda berulangkali melanggar perjanjian dengan menggelar operasi militer, bahkan hingga menawan para petinggi pemerintahan Dukungan Dunia Di sisi lain, Belanda juga tidak mau tinggal diam. Wakil Belanda di PBB menyatakan bahwa keadaan di Indonesia telah kembali normal, dan para pemimpin RI yang ditawan diperkenankan untuk bergerak dengan klaim Belanda tidak terbukti. Dua anggota Komisi Tiga Negara KTN, yakni Merle Cochran dan Thomas Critchley, yang dikirim langsung ke tempat pengasingan pada 15 Januari 1949 ternyata tidak menemukan kebenaran dalam klaim Belanda itu Atmakusumah, Takhta untuk Rakyat, 201194.Fakta tersebut membuat mata dunia terbuka bahwa Belanda menutup-nutupi apa yang sesungguhnyaterjadi. Dukungan pun mengalir untuk Indonesia, salah satunya dari Amerika Serikat –yang semula bersikap netral– yang kemudian mendesak agar segera diadakan perundingan yang lebih serius untuk mengatasi persoalan ini. Gelombang protes terhadap Belanda juga mengalir dari negara-negara Asia. Bahkan, seperti dikutip dari buku Mohamad Roem Karier Politik dan Perjuangannya 1924-1968 karya Iin Nur Insaniwati 2002, negara-negara ini secara serentak menutup lapangan terbangnya bagi pesawat-pesawat Belanda hlm. 77.Mendapatkan angin segar, delegasi Indonesia terus bergerak. Maramis dan Palar terbang ke New York, dan bersama Dr. Soemitro Djojohadikusumo mereka membicarakan peluang kerjasama ekonomi dengan Amerika Serikat Anwar, 2004119.Selanjutnya, para delegasi Indonesia menghadiri Konferensi Inter-Asia di New Delhi atas undangan Perdana Menteri India, Jawaharlal Nehru, pada 20-23 Januari 1949. Forum ini khusus membahas Agresi Militer Belanda II di Indonesia. Konferensi ini dihadiri oleh perwakilan sejumlah negara Asia, Afrika, dan Oceania, termasuk India, Cina, Afghanistan, Arab Saudi, Irak, Lebanon, Yaman, Pakistan, Nepal, Birma Myanmar, Thailand, Filipina, Sri Lanka, Mesir, Ethiopia, juga Australia dan Selandia Baru. Hasilnya cukup signifikan. Forum sepakat meminta PBB agar secepatnya turun-tangan untuk mengatasi persoalan antara Belanda dan Indonesia itu. Meskipun Belanda tetap ngotot mempertahankan sikapnya, namun PBB punya pertimbangan tersendiri dan terbitlah resolusi tertanggal 28 Januari 1949 yang menguntungkan Indonesia. Penjajah Akhirnya Menyerah Resolusi DK PBB tanggal 28 Januari 1949 memuat beberapa poin penting untuk mendamaikan Indonesia dan Belanda. Yang paling penting tentu saja adalah bahwa Belanda wajib segera menghentikan semua aksi militernya di Indonesia. Sebaliknya, Indonesia harus berhenti pula melakukan perlawanan terhadap itu, DK PBB memerintahkan kepada Belanda untuk membebaskan semua tawanan politik, termasuk para petinggi pemerintahan RI, dan membebaskan mereka dalam untuk kembali menjalankan penting ketiga yang termaktub dalam Resolusi 67 DK PBB adalah dibentuknya United Nations Commission for Indonesia UNCI. Komisi bentukan PBB pengganti KTN ini diberi wewenang yang lebih luas untuk menghasilkan perdamaian antara Belanda dan Indonesia. UNCI bertugas membantu memperlancar perundingan, mengawasi penyelenggaraan pemilihan umum dan penyusunan Undang-Undang Dasar, juga mendesak Belanda agar segera melakukan penyerahan kedaulatan kepada Indonesia selambat-lambatnya tanggal 1 Juli 1949 Insaniwati, 200278.Meskipun agresi militer akhirnya dihentikan, namun Belanda sempat menolak sebagian besar isi resolusi itu, terutama datang dari Dr. Louis Beel selaku pejabat tertinggi Belanda di Indonesia sekaligus Wakil Agung Kerajaan Belanda. Inilah yang menyebabkan terjadinya Serangan Umum 1 Maret dari dunia internasional yang kian kuat, dukungan PBB untuk Indonesia, ditambah pukulan telak dengan berkobarnya Serangan Umum 1 Maret 1949, membuat Belanda terpaksa membuka peluang digelarnya perundingan lanjutan, termasuk membahas kemungkinan dilakukannya penyerahan kedaulatan. Belanda rupanya tidak berniat melawan dunia, juga ingin menghindari masalah yang lebih pelik dengan PBB. Maka, Kerajaan Belanda bersedia menggelar perundingan yang nantinya dikenal dengan nama Konferensi Meja Bundar atau KMB Julius Pour, Doorstoot naar Djokja Pertikaian Pemimpin Sipil-Militer, 2009320.Bermula dari dukungan dunia internasional yang menghasilkan Resolusi DK PBB hingga rangkaian kejadian penting lainnya yang berpuncak dengan digelarnya KMB, Belanda akhirnya resmi menyerahkan kedaulatan kepada Indonesia secara penuh pada 27 Desember 1949. - Politik Reporter Iswara N RadityaPenulis Iswara N RadityaEditor Ivan Aulia Ahsan Hai Sobat Zenius! Elo tahu kan kalau Belanda pernah menjajah negara kita dalam waktu yang sangat lama. Bahkan setelah Indonesia merdeka, Belanda sempat beberapa kali datang kembali dan menyerang Indonesia. Betah banget ya mereka bolak-balik ke Indonesia. Ada apa sih sebenarnya dengan Indonesia sampai-sampai Belanda susah banget nih move on dari negara kita? Nah, salah satu peristiwa penyerangan kembali Belanda di Indonesia adalah Agresi Militer 2 Belanda. Kali ini gue mau ngajak elo buat cari tahu lebih dalam tentang peristiwa ini. So, simak terus ya! Latar Belakang Agresi Militer Belanda 2Penyebab Agresi Militer Belanda 2Kronologi Agresi Militer Belanda 2Dampak Agresi Militer 2 BelandaContoh Soal Agresi Militer 2 dan Pembahasannya Latar Belakang Agresi Militer Belanda 2 Setelah kemerdekaan Indonesia, Belanda sempat beberapa kali kembali melakukan penyerangan ke Indonesia. Peristiwa ini disebut dengan Agresi Militer Belanda. Penyerangan yang dilakukan oleh Belanda ini nggak cuma sekali lho Sobat Zenius, melainkan dilakukan sebanyak dua kali. Agresi Militer Belanda I atau Operatie Product terjadi pada tanggal 21 Juli sampai 5 Agustus 1947. Cukup lama juga ya guys, kelihatannya memang Belanda ini nggak gampang menyerah. Nah, setelah gagal dengan Agresi Militer pertama akhirnya Belanda datang lagi untuk melakukan Agresi Militer Belanda 2 atau Operatie Kraai alias Operasi Gagak. Hah? Kok dinamakan Operasi Gagak ya? Jadi, ada alasannya guys. Agresi Militer 2 diberi nama Operasi Gagak karena dimulai dengan pelepasan pasukan penerjun dengan kondisi waktu Yogyakarta yang masih gelap, jadi diumpamakan sebagai gagak, gitu ceritanya. Terus kapan terjadinya Agresi Militer 2? Agresi Militer Belanda 2 terjadi pada tanggal tanggal 19-20 Agustus 1948. Kenapa ya Belanda ngotot banget bolak-balik cuma buat nyerang Indonesia? Baca Juga Latar Belakang dan Kronologi Perang Dunia 2 – Materi Sejarah Kelas 11 Di atas tadi gue udah ngasih tahu ke elo kalau Agresi Militer 2 Belanda terjadi pada tanggal 19-20 Desember 1948. Dimulai dengan pasukan Belanda yang sengaja diturunkan pertama kali yaitu tanggal 19 Desember di Yogyakarta. Kira-kira apa ya alasan Belanda melakukan Agresi Militer di Yogyakarta? Jawabannya adalah karena pada saat itu Yogyakarta merupakan ibukota Indonesia. Nah, lalu apa sih yang membuat Belanda melakukan penyerangan kepada Indonesia lewat Agresi Militer 2? Cuplikan Video Latar Belakang Agresi Militer Belanda 2 Arsip Zenius Penyebab Agresi Militer Belanda 2 masih ada kaitannya dengan Perjanjian Renville. Dapat dikatakan setelah Belanda dan Indonesia menandatangani Perjanjian Renville bukannya berdamai namun kedua belah pihak malah merasa saling curiga satu sama lain. Mereka saling klaim kalau salah satu pihak mengkhianati hasil perundingan. Terus, Belanda juga merasa bahwa isi perjanjian Renville lebih banyak menguntungkan Indonesia. Alasan tersebut menjadikan Belanda kembali melancarkan agresi militer keduanya pada 19-20 Desember 1948. Kalau elo mau lebih dalam tentang penyebab Agresi Militer Belanda 2, elo bisa klik banner di bawah, ya! Kronologi Agresi Militer Belanda 2 Dalam Agresi Militer 2 Belanda, pasukan Belanda pada awalnya menyerang Pangkalan Udara Maguwo, Yogyakarta secara tiba-tiba melalui udara. Sangat disayangkan pada waktu itu Belanda dapat dengan cepat melumpuhkan Pangkalan Udara Maguwo yang kemudian membuat Belanda dapat menguasai Yogyakarta. Setelah berhasil menguasai Yogyakarta, kemudian Belanda menangkap Presiden Soekarno, Wakil Presiden Moh. Hatta, dan beberapa pejabat Indonesia. Presiden Soekarno, Wakil Presiden Moh. Hatta dan beberapa pejabat Indonesia yang tertangkap kemudian diterbangkan untuk diasingkan di Bangka. Namun, ternyata presiden kita saat itu, yaitu Presiden Soekarno, sudah punya perkiraan nih kalau cepat atau lambat Belanda bakal melakukan penyerangan. Sehingga beliau sudah membuat rencana. Yaitu, membuat surat kuasa kepada Menteri Kemakmuran Syafruddin Prawiranegara untuk membuat pemerintahan darurat sementara yaitu Pemerintah Darurat Republik Indonesia PDRI di Bukittinggi, Sumatera Barat, dengan tujuan agar Indonesia akan terus menyusun strategi untuk melawan Belanda. Presiden Soekarno juga sudah membuat rencana cadangan seandainya pemerintahan darurat yang dibentuk ini gagal menjalankan tugas pemerintahan. Syafruddin Prawiranegara Sumber Wikimedia Commons PDRI yang diketuai oleh Syarifuddin Prawiranegara terus menyusun sejumlah perlawanan terhadap Belanda. Yaitu dengan membentuk lima wilayah pemerintahan militer di Sumatera yakni di Aceh, Tapanuli, Riau, Sumatera Barat, dan Sumatera Selatan, serta dibantu pula oleh berbagai laskar yang ada di Jawa. Keren banget kan guys kerjasama yang dilakukan rakyat Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan? Agresi Militer Belanda 2 Sumber Wikimedia Commons Dampak Agresi Militer 2 Belanda Agresi Militer 2 tersebut tentu saja menimbulkan dampak, di antaranya adalah Belanda mendapatkan kecaman dari dunia Internasional karena terus menerus dengan gencar menyerang Indonesia, yang mengakibatkan PBB mendesak Belanda untuk membebaskan para pemimpin yang ditangkap dan kembali memenuhi Perjanjian Renville. Terbentuknya pemerintah darurat Republik Indonesia PDRI yang sampai akhir membuktikan kuatnya kekuasaan Indonesia. Hal ini sekaligus membuktikan pada dunia Internasional bahwa Republik Indonesia masih melakukan perlawanan dengan cara gerilya, yang baru berakhir setelah ditandatanganinya Perjanjian Roem-Royen, yang menjadi tanda berakhirnya Agresi Militer 2 Belanda, yaitu pada tanggal 7 Mei 1949. Baca Juga Latar Belakang dan Tokoh Agresi Militer Belanda I – Materi Sejarah Kelas 11 Contoh Soal Agresi Militer 2 dan Pembahasannya Nah, setelah membaca tentang Agresi Militer II, sekarang coba deh elo jawab beberapa pertanyaan ini untuk melatih pemahaman terkait materi tersebut! Agresi Militer Belanda 2 dilatarbelakangi adanya perjanjian …. A. Linggarjati. B. Renville. C. Roem-Royen. D. PBB. E. Restorasi. Jawaban B. Renville Pembahasan Agresi Militer Belanda 2 dilatarbelakangi oleh dilanggarnya perjanjian Renville oleh Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia. 2. Agresi Militer Belanda 2 membawa dampak dibentuknya PDRI yang diketuai oleh …. A. Presiden Soekarno B. Moh. Hatta C. Syarifuddin Prawiranegara D. AA. Maramis E. Soedarsono Jawaban C. Syarifuddin Prawiranegara Pembahasan Presiden Soekarno memberi kuasa kepada Menteri Kemakmuran Syafruddin Prawiranegara untuk membuat pemerintahan darurat sementara yaitu Pemerintah Darurat Republik Indonesia PDRI di Bukittinggi, Sumatera Barat. Nah, itu tadi guys informasi yang gue bagi ke elo tentang Agresi Militer Belanda. Tenang, kalau elo masih pengen ngulik lebih dalem lagi, elo bisa banget kok akses aplikasi Zenius. Elo bisa dapet banyak informasi, nggak cuma Sejarah aja tapi juga ada Matematika, Biologi, Kimia, Bahasa Indonesia, Sosiologi, Ekonomi, Bahasa Inggris, Kimia, dan banyak lagi fitur-fitur yang bakal bikin elo lebih cerah. Zenius punya beberapa paket belajar yang bisa lo pilih sesuai kebutuhan lo. Di sini lo nggak cuman mereview materi aja, tetapi juga ada latihan soal untuk mengukur pemahaman lo. Yuk langsung aja klik banner di bawah ini! Baca Juga Persiapan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia – Materi Sejarah Kelas 11

terjadinya agresi militer belanda membuat dunia internasional bersikap